Rabu, 03 April 2013

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN ( PT. KOKOH INTI AREBAMA )


SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN
( PT. KOKOH INTI AREBAMA )

                                Kita semua tentu tahu bahwa dalam sebuah perusahaan, diperlukan adanya sistem informasi manajemen untuk mengatur arus kegiatan dan informasi dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan sistem informasi manajemen yang terorganisir, manajemen dapat mengambilkeputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi yang baik, niscaya perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan bersaing dengan para kompetitornya. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi perusahaan mungkin masih dikembangkan secara sederhana. Sistemm yangada akan diaturdan dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan. Tetapi memasuki era globalisasi dimana teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia, sistem informasi manajemen pun mengalami kemajuan. Mulai banyak perusahaan yang melirik sistem informasi manajemen berbasis TI untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memang banyak manfaat dan kemudahan yang akan didapat, tidak hanya bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk para customer yang melakukan hubungan dengan perusahaan. Kendati telah dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta merta memutuskan untuk menggunakan SIM berbasis TI bagi perusahaan mereka. Masih ada juga perusahaan yang bertahan dengan sistem yang telah mereka miliki. Terlepas dari semua itu, dalam laporan ini kelompok kami akan menjelaskan tentang pengaplikasian SIM berbasis teknologi pada salah satu perusahaan distributor bahan bangunan yang ada di Indonesia, yaitu PT Kokoh Inti Arebama. Perusahaan ini adalah salah satu contoh perusahaan yang telah merasakan manfaat dan kemudahan dari adanya sistem informasi manajemen yang mutakhir. Dengan penerapan SIM yang baru dan berbasis teknologi, perusahaan ini telah mengalami kemajuan. Untuk selanjutnya, kami akan menguraikan hal – hal yang terkait dengan SIM dan penerapan SIM pada PT Kokoh Inti Arebama.
                        Sebelum pembahasan mengenai penerapan SIM berbasis teknologi pada PT. KIA, ada baiknya kami akan menjelaskan terlebih dahulu hal – hal yang berkaitan dengan SIM.Sistem informasi manajemen terdiri dari tiga kata.sistem, informasi dan manajemen. Adapun arti dari sistem adalah suatu sususan yang teratur dari kegiatan – kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur – prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan – kegiatan utama organisasi/institusi. Sedangkan informasi sendiri memiliki arti sebagai data – data yang telah diolah/diproses sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna. Yang terakhir yaitu manajemen. Manajemen sebagai proses, adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama – sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang sama. Sedangkan arti manajemen sebagai subyek adalah orang atau orang – orang yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dari semua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan. Memandang bahwa nilai dan informasi amatlah berharga,oleh karena itu harus dikelola dengan baik. Sebagai seorang wirausaha, staff manajemen atau terlebih sebagai manajer harus dapat menghargai dan mampu mengelola informasi bagi kemajuan perusahaan atau usahanya.
                        Komponen dari SIM antara lain adalah Input (aktivitas masukan), Processing (pemrosesan), dan Output (keluaran/hasil). Input sendiri terdiri dari berbagai hal yang berperan sebagai alat dalam memasukkan data – data yang ada. Pemrosesan adalah tahap dalam mengartikan segala data yang didapat guna menghasilkan informasi yang bermanfaat. Sedangkan output sendiri adalah segala alat yang dapat menampilkan hasil dari data – data yang telah diproses (informasi). Informasi yang telah dihasilkan tadi kemudian akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan yang akan diambil bagi kelangsungan perusahaan. Dalam penerapan SIM juga terdapat beberapa hambatan yang bisa terjadi. Diantaranya adalah :
·         Kekurangpahaman para pemakai tentang komputer.
Dalam hal ini, tidak semua orang mengerti dan menguasai tentang penggunaan komputer. Masih banyak orang yang masih sangat awam tentang pengoperasian komputer itu sendiri. Oleh karena itu, kekurangpahaman terhadap komputer menjadi salah satu hambatan dalam dalam penerapan SIM.
·         Kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen.
Beberapa tahun yang lalu,para ahli di bidang TI mungkin belum menemukan hubungan antara teknologi dan bisnis/manajemen. Tapi tahun – tahun belakangan ini, para ahli TI sudah memikirkan adanya manfaat yang sangat besar jika teknologi dijadikan sebagai bagian dari bisnis dan manajemen. Oleh karena itulah, sekarang mulai berkembang kegiatan – kegiatan bisnis dan manajemen yang didukung dengan teknologi.

·         Pemikiran bahwa komputer  merupakan kebutuhan yang tidak terlalu penting.
Sekarang, sudah banyak perusahaan yang melirik SIM berbasis TI dengan bantuan komputer untuk melancarkan kegiatan – kegiatan perusahaan. Tapi bukan berarti semua perusahaan berpikiran seperti itu. Masih ada pula perusahaan yang mempertahankan SIM dengan proses manual. Tetapi dapat dilihat bahwa SIM yang didukung dengan teknologi (komputer) lebih efisien dibandingkan yang tidak menggunakan komputer.
                        Sedangkan peran utama dari SIM ada tiga, yaitu :
1.    Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Ini adalah peran paling dasar dari sebuah SIM. Dengan SIM, proses bisnis yang dilakukan oleh para karyawan akan berjalan baik. SIM yang terorganisir akan memudahkan karyawan dalam melaksanakan tugasnya masing – masing.
2.    Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan SIM yang baik, maka pengambilan keputusan yang tepat akan lebih mudah dilakukan. Informasi yang jelas akan membantu pihak manajemen dalam menentukan langkah yang akan diambil perusahaan.
3.    Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor. Ketika sebuah perusahaan sudah memiliki SIM yang baik, maka perusahaan dapat memikirkan langkah – langkah baru yang inovatif agar bisa lebih maju dari para pesaingnya dalam melayani customer.
Setelah mengetahui tentang hambatan penerapan serta manfaat dari SIM itu sendiri, padabahasan selanjutnya, kami akan menjelaskan tentang penerapan SIM pada perusahaan.
                        Contoh penerapan SIM yang cukup bagus dapat kita lihat pada PT. Kokoh Inti Arebama. PT Kokoh Inti Arebama merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-bahan bangunan yang didirikan pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya, perusahaan telah berhasil mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung oleh jaringan distribusi yang kuat di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004, perusahaan telah mendistribusikan produk-produk bahan bangunan kepada sekitar 2.500 outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia. Salah satu prinsipal terbesar perusahaan saat ini adalah PT KIA Keramik yang baru-baru ini memenangkan ICSA Awards kedua kalinya dari majalah SWA. Tahun ini, PT Kokoh Inti Arebama berencana menambah jaringan distribusinya menjadi 16 cabang di akhir tahun nanti dan target menjadi 20 cabang di 20 kota pada tahun 2006 mendatang. Dengan penambahan jumlah cabang diharapkan perusahaan dapat melayani sekitar 2.940 outlet pada akhir tahun ini dan sebanyak 3.500 di tahun 2006. Sebagai salah satu pemain di industri bahan bangunan, PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan yang memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.
                        Untuk mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan akurat bagi manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah SOP internal untuk menentukan sistem TI yang hendak diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh lebih dulu melakukan benchmarking ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya Toto) dan distribusi farmasi (PT Anugerah Pharmindo Lestari); disusul dengan mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan Microsoft). Setelah melakukan evaluasi, akhirnya diputuskan untuk memakai solusi dari Microsoft. Pertimbangannya, selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap relatif lebih mudah digunakan (user-friendly).
                        PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions - Axapta untuk menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat.
                        Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management, distribution, project accounting, customer relationship management, human resources management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform Microsoft, solusi ini amat mudah  diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya, umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft pada umumnya.  Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan. Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan. Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada 20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20 buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
                        Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata uang yang berbeda.
                        Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.
                        Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan melalui sistem secara real time.
                        PT KIA juga tak segan mengimplementasi modul Warehouse Management System (WMS). Dengan adanya implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses penentuan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain itu, bisa diperoleh informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan pengiriman (bagian transporter dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang dipakai, serta memudahkan analisis ongkos angkut dan biaya lainnya, seperti untuk loading dan unloading barang. Setiap hari diusahakan tidak ada DO yang belum selesai diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan kata lain, untuk setiap DO yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di warehouse. Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai penjualan untuk kemudian ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan secara otomatis muncul di Bagian Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor kapan jatuh tempo dan pembayarannya.
                        Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1.    Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses dengan lebih cepat.  Selain itu lebih menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.
2.    Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang baru,  manajemen lebih mudah menentukan keputusan – keputusan apa yang akan diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada pemesanan dari customer di kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan informasi dan memproses pemesanan tersebut.
3.    Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor. Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru, PT KIA dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk mengungguli kompetitornya, PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang baru guna menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia.
                        Dari contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses manajemen menjadi semakin lancar. Kami rasa cukup tepat jika kami menyimpulkan bahwa dukungan teknologi dalam sistem informasi manajemen akan membawa banyak nilai tambah. Ada baiknya jika perusahaan lain mulai memikirkan pentingnya SIM dan sistem informasi seperti apa yang tepat untuk memajukan perusahaan.
                         

DAFTAR PUSTAKA

6 komentar:

  1. sama sama mbak. semoga membantu ya :)

    BalasHapus
  2. terima kasih banyak atas artikelnya.... :)

    BalasHapus
  3. ka ga ada contoth activity diagram nya ya ka

    BalasHapus
  4. sangat membantu kak,, sya dikasih tugas sma dosen untuk mencari perusahaan yg menggunakan sim,, tpi maaf yah kak, tpi nggak ada sistem lain kah? selain sistem TI,,?? makasih :)

    BalasHapus