SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN
( PT. KOKOH INTI AREBAMA )
Kita
semua tentu tahu bahwa dalam sebuah perusahaan, diperlukan adanya sistem
informasi manajemen untuk mengatur arus kegiatan dan informasi dalam perusahaan
yang bersangkutan. Dengan sistem informasi manajemen yang terorganisir,
manajemen dapat mengambilkeputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya
sistem informasi yang baik, niscaya perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
mengembangkan dan bersaing dengan para kompetitornya. Beberapa tahun yang
lalu,sistem informasi perusahaan mungkin masih dikembangkan secara sederhana.
Sistemm yangada akan diaturdan dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan.
Tetapi memasuki era globalisasi dimana teknologi menjadi salah satu komponen
penting dalam kehidupan manusia, sistem informasi manajemen pun mengalami
kemajuan. Mulai banyak perusahaan yang melirik sistem informasi manajemen
berbasis TI untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memang banyak manfaat dan
kemudahan yang akan didapat, tidak hanya bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk
para customer yang melakukan hubungan dengan perusahaan. Kendati telah
dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan
performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta merta memutuskan untuk
menggunakan SIM berbasis TI bagi perusahaan mereka. Masih ada juga perusahaan
yang bertahan dengan sistem yang telah mereka miliki. Terlepas dari semua itu,
dalam laporan ini kelompok kami akan menjelaskan tentang pengaplikasian SIM
berbasis teknologi pada salah satu perusahaan distributor bahan bangunan yang
ada di Indonesia, yaitu PT Kokoh Inti Arebama. Perusahaan ini adalah salah satu
contoh perusahaan yang telah merasakan manfaat dan kemudahan dari adanya sistem
informasi manajemen yang mutakhir. Dengan penerapan SIM yang baru dan berbasis
teknologi, perusahaan ini telah mengalami kemajuan. Untuk selanjutnya, kami
akan menguraikan hal – hal yang terkait dengan SIM dan penerapan SIM pada PT
Kokoh Inti Arebama.
Sebelum pembahasan
mengenai penerapan SIM berbasis teknologi pada PT. KIA, ada baiknya kami akan
menjelaskan terlebih dahulu hal – hal yang berkaitan dengan SIM.Sistem
informasi manajemen terdiri dari tiga kata.sistem, informasi dan manajemen.
Adapun arti dari sistem adalah suatu sususan yang teratur dari kegiatan –
kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur – prosedur yang saling
berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan – kegiatan utama
organisasi/institusi. Sedangkan informasi sendiri memiliki arti sebagai data –
data yang telah diolah/diproses sehingga memiliki arti atau manfaat yang
berguna. Yang terakhir yaitu manajemen. Manajemen sebagai proses, adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama –
sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang sama. Sedangkan arti
manajemen sebagai subyek adalah orang atau orang – orang yang melaksanakan
kegiatan tersebut. Dari semua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan
dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang
bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan
keputusan. Memandang bahwa nilai dan informasi amatlah berharga,oleh karena itu
harus dikelola dengan baik. Sebagai seorang wirausaha, staff manajemen atau
terlebih sebagai manajer harus dapat menghargai dan mampu mengelola informasi
bagi kemajuan perusahaan atau usahanya.
Komponen dari SIM antara
lain adalah Input (aktivitas
masukan), Processing (pemrosesan),
dan Output (keluaran/hasil). Input
sendiri terdiri dari berbagai hal yang berperan sebagai alat dalam memasukkan
data – data yang ada. Pemrosesan adalah tahap dalam mengartikan segala data
yang didapat guna menghasilkan informasi yang bermanfaat. Sedangkan output
sendiri adalah segala alat yang dapat menampilkan hasil dari data – data yang
telah diproses (informasi). Informasi yang telah dihasilkan tadi kemudian akan
dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan yang akan diambil bagi kelangsungan
perusahaan. Dalam penerapan SIM juga terdapat beberapa hambatan yang bisa
terjadi. Diantaranya adalah :
·
Kekurangpahaman
para pemakai tentang komputer.
Dalam
hal ini, tidak semua orang mengerti dan menguasai tentang penggunaan komputer.
Masih banyak orang yang masih sangat awam tentang pengoperasian komputer itu
sendiri. Oleh karena itu, kekurangpahaman terhadap komputer menjadi salah satu
hambatan dalam dalam penerapan SIM.
·
Kekurangpahaman
para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen.
Beberapa
tahun yang lalu,para ahli di bidang TI mungkin belum menemukan hubungan antara
teknologi dan bisnis/manajemen. Tapi tahun – tahun belakangan ini, para ahli TI
sudah memikirkan adanya manfaat yang sangat besar jika teknologi dijadikan sebagai
bagian dari bisnis dan manajemen. Oleh karena itulah, sekarang mulai berkembang
kegiatan – kegiatan bisnis dan manajemen yang didukung dengan teknologi.
·
Pemikiran
bahwa komputer merupakan kebutuhan yang
tidak terlalu penting.
Sekarang,
sudah banyak perusahaan yang melirik SIM berbasis TI dengan bantuan komputer
untuk melancarkan kegiatan – kegiatan perusahaan. Tapi bukan berarti semua
perusahaan berpikiran seperti itu. Masih ada pula perusahaan yang
mempertahankan SIM dengan proses manual. Tetapi dapat dilihat bahwa SIM yang
didukung dengan teknologi (komputer) lebih efisien dibandingkan yang tidak
menggunakan komputer.
Sedangkan peran utama
dari SIM ada tiga, yaitu :
1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Ini
adalah peran paling dasar dari sebuah SIM.
Dengan SIM, proses bisnis yang dilakukan oleh para karyawan akan berjalan
baik. SIM yang terorganisir akan memudahkan karyawan dalam melaksanakan
tugasnya masing – masing.
2. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis.
Dengan SIM yang baik, maka pengambilan keputusan yang tepat akan lebih mudah
dilakukan. Informasi yang jelas akan membantu pihak manajemen dalam menentukan
langkah yang akan diambil perusahaan.
3. Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan
keunggulan dibandingkan kompetitor. Ketika sebuah
perusahaan sudah memiliki SIM yang baik, maka perusahaan dapat memikirkan
langkah – langkah baru yang inovatif agar bisa lebih maju dari para pesaingnya
dalam melayani customer.
Setelah
mengetahui tentang hambatan penerapan serta manfaat dari SIM itu sendiri,
padabahasan selanjutnya, kami akan menjelaskan tentang penerapan SIM pada
perusahaan.
Contoh penerapan SIM
yang cukup bagus dapat kita lihat pada PT. Kokoh Inti Arebama. PT Kokoh Inti
Arebama merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-bahan bangunan yang
didirikan pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya, perusahaan telah berhasil
mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung oleh jaringan distribusi yang
kuat di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004, perusahaan telah mendistribusikan
produk-produk bahan bangunan kepada sekitar 2.500 outlet-outlet ritel di
seluruh Indonesia. Salah satu prinsipal terbesar perusahaan saat ini adalah PT
KIA Keramik yang baru-baru ini memenangkan ICSA Awards kedua kalinya dari
majalah SWA. Tahun ini, PT Kokoh Inti Arebama berencana menambah jaringan
distribusinya menjadi 16 cabang di akhir tahun nanti dan target menjadi 20
cabang di 20 kota pada tahun 2006 mendatang. Dengan penambahan jumlah cabang
diharapkan perusahaan dapat melayani sekitar 2.940 outlet pada akhir tahun ini
dan sebanyak 3.500 di tahun 2006. Sebagai salah satu pemain di industri bahan
bangunan, PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan
layanan yang memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada
awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna
mendukung ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT
Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan aplikasi dari
vendor besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan dengan mengintegrasikan proses bisnis sehingga
memiliki daya saing tinggi di industri.
Untuk mewujudkan ambisi
menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama
meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang
bisa memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang
cepat dan akurat bagi manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah SOP internal
untuk menentukan sistem TI yang hendak diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh
lebih dulu melakukan benchmarking ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya
Toto) dan distribusi farmasi (PT Anugerah Pharmindo Lestari); disusul dengan
mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan Microsoft). Setelah melakukan
evaluasi, akhirnya diputuskan untuk memakai solusi dari Microsoft.
Pertimbangannya, selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap
relatif lebih mudah digunakan (user-friendly).
PT KIA memutuskan mengimplementasikan
sistem teknologi informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft
Business Solutions - Axapta untuk menjamin penyediaan layanan terbaik bagi
konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi
kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta menyajikan informasi secara
real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti Arebama di masa
mendatang. Dengan informasi real – time
tersebut, PT KIA dapat mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih
mudah, cepat dan akurat.
Ketersediaan data dan
informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa unggul dalam
persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari
Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi
banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management,
financial management, distribution, project accounting, customer relationship
management, human resources management, sampai business analysis. Istimewanya,
karena menggunakan platform Microsoft, solusi ini amat mudah diintegrasikan dengan produk Microsoft
lainnya, umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi
Microsoft pada umumnya. Jika dibanding solusi sejenis
lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan mudah dimodifikasi. Hal ini
sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya sistem prosedur
kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu
mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat
perusahaan. Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent,
maksudnya customer hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke
server pada saat yang bersamaan. Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer,
namun pada saat yang bersamaan hanya ada 20 komputer yang terhubung ke server
Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20 buah lisensi, bukan 500
buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua buah server
dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk
komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta
masih keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
Fleksibilitas Microsoft
Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-solusi yang sangat
mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung perkembangan
perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi global
yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata
uang yang berbeda.
Implementasi sistem
Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai dilakukan pada Oktober 2005,
di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem logistik Kokoh dengan
sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta mengintegrasikan
cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah kelar (go
live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya
pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah
mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya
pendekatan yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down
dan penuh ke semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala
cabang dan administrasi sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta
berbagi informasi dengan melakukan demo aplikasi ke seluruh user di cabang
melalui kepala cabang.
Mengingat cabang Kokoh
tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang seluruhnya menggunakan
fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi disentralisasi pada
dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini menghubungkan
user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di
server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk
koneksi para user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan
sistem terpusat seperti itu dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user,
memudahkan tim TI memonitor pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan
koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi apa pun – seperti penjualan,
pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan melalui sistem
secara real time.
PT KIA juga tak segan
mengimplementasi modul Warehouse Management System (WMS). Dengan adanya
implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses penentuan lokasi
penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain itu, bisa diperoleh
informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan pengiriman (bagian
transporter dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang dipakai, serta
memudahkan analisis ongkos angkut dan biaya lainnya, seperti untuk loading dan
unloading barang. Setiap hari diusahakan tidak ada DO yang belum selesai
diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan kata lain, untuk setiap DO
yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya harus segera
dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di warehouse.
Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai penjualan untuk
kemudian ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan secara otomatis
muncul di Bagian Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor kapan jatuh
tempo dan pembayarannya.
Dengan pengaplikasian
sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari tiga peran utama
sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil mencakup
tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1. Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran
ini ditunjukkan dari lebih efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam
perusahaan. Pesanan dapat diproses dengan lebih cepat. Selain itu lebih menghemat waktu karena semua
hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time.
Pekerjaan para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan
telah memiliki kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.
2. Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan
sistem yang baru, manajemen lebih mudah
menentukan keputusan – keputusan apa yang akan diambil terkait dengan
perusahaan. Misalkan jika ada pemesanan dari customer di kantor cabang, kantor
pusat dapat segera mendapatkan informasi dan memproses pemesanan tersebut.
3. Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan
keunggulan dibandingkan kompetitor. Dengan segala
kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru, PT KIA dapat menentukan
strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk mengungguli kompetitornya, PT KIA
memutuskan untuk membuka kantor cabang baru guna menjaring lebih banyak
pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Terbukti
dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan kemajuan
dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti
PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan
terbesar di Indonesia.
Dari contoh di atas,
dapat kita simpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI sangat diperlukan
untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan bagi para customer.
Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas manajemen dalam
mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang bersangkutan tidak akan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para customer. Kemungkinan
terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar.
Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA
adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem yang lebih
mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses manajemen
menjadi semakin lancar. Kami rasa cukup tepat jika kami menyimpulkan bahwa
dukungan teknologi dalam sistem informasi manajemen akan membawa banyak nilai
tambah. Ada baiknya jika perusahaan lain mulai memikirkan pentingnya SIM dan
sistem informasi seperti apa yang tepat untuk memajukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
thank you sooo much..
BalasHapus^_^
sama sama mbak. semoga membantu ya :)
BalasHapusterima kasih banyak atas artikelnya.... :)
BalasHapusthnkyou sow muach
BalasHapuska ga ada contoth activity diagram nya ya ka
BalasHapussangat membantu kak,, sya dikasih tugas sma dosen untuk mencari perusahaan yg menggunakan sim,, tpi maaf yah kak, tpi nggak ada sistem lain kah? selain sistem TI,,?? makasih :)
BalasHapus