Ø Definisi SIM: Suatu sistem yang menyediakan
informasi dan mendukung pengambilan keputusan, dan menyediakan umpan balik
dalam kegiatan operasi sehari-hari.
Ø Jenis-jenis MIS
1. SIM Keuangan : Menyediakan informasi financial
kepada financial manajer dalam suatu organisasi
2. SIM Manufaktur
3. SIM Pemasaran : Mendukung aktivitas manajer di
dalam pengembangan produk distribusi, pengambilan keputusan harga, dan
efektifitas promosi.
4. SIM Sumber Daya Manusia : focus terhadap semua
aktivitas yang berhubungan dengan karyawan dan potensu karyawan di dalam suatu
organisasi
5. SIM Akuntansi : menyediakan semua informasi
seperti hutang, piutang, pembayaran gaji, dan penerapan yang lain.
6. Sistem Informasi Geografi : Memunginkan manajer
untuk melakukan pemetaan suatu daerah ke dalam suatu tabek data untuk
menggambarkan aspek-aspek yang ada dalam daerah tersebut.
Ø Perusahaan di Indonesia
Perancangan
Sistem Penilaian Kinerja Karyawan di PT. Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN)
Pesatnya perkembangan dunia perindustrian membawa dampak tersendiri untuk
keberadaan industri manufaktur di Indonesia. Untuk menghadapi tekanan
persaingan tersebut perusahaan harus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya sehingga dapat menjadi keunggulan yang kompetitif bagi perusahaan.
PT PRN merupakan salah satu pelaku yang bergerak dalam bidang manufaktur, dimana pihak perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan kinerja sebaik mungkin. Perusahaan diharuskan memberikan peluang yang sama bagi seluruh karyawannya untuk mengembangkan potensi dan karir mereka berdasarkan hasil penilaian kinerja yang adil dan efektif. Untuk mendukung usaha perusahaan tersebut maka diperlukan adanya suatu sistem penilaian kinerja karyawan yang tepat bagi perusahaan. Penilaian kinerja karyawan bermanfaat untuk menentukan kenaikan gaji, menentukan kenaikan jabatan, menentukan kebutuhan pelatihan dari masing-masing karyawan serta untuk membantu karyawan dalam memperbaiki hasil karyanya. Sistem penilaian kinerja karyawan harus disesuaikan dengan kondisi dari perusahaan saat ini. Dimana metode yang dianggap sesuai untuk kondisi perusahaan saat ini adalah dengan menggunakan metode Behaviourally Anchored Rating Scale (BARS).
Proses pembuatan usulan sistem penilaian kinerja karyawan diawali dengan pembuatan kriteria untuk penilaian kinerja yang menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hirarki yang dihasilkan kemudian dikembangkan sebuah kuesioner untuk pembobotan kriteria penilaian kinerja karyawan. Dimana responden untuk kuesioner tersebut adalah pihak yang dianggap memiliki kemampuan untuk menentukan tingkat kepentingan dari kriteria-kriteria penilaian kinerja tersebut. Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dihitung bobotnya menggunakan pendekatan AHP dengan bantuan software “Expert Choice”. Selanjutnya hasil dari software tersebut yang berupa bobot masing-masing kriteria dikembangkan menjadi suatu formulir penilaian kinerja karyawan.
Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa kriteria performance memiliki bobot terbesar dari kriteria yang ada. Hal ini berarti para responden memilih kriteria performance sebagai kriteria terpenting dalam menilai kinerja karyawan, dengan sub kriteria tanggung jawab karyawan sebagai sub kriteria yang terpenting dalam menilai kinerja karyawan.
PT PRN merupakan salah satu pelaku yang bergerak dalam bidang manufaktur, dimana pihak perusahaan harus berusaha untuk menghasilkan kinerja sebaik mungkin. Perusahaan diharuskan memberikan peluang yang sama bagi seluruh karyawannya untuk mengembangkan potensi dan karir mereka berdasarkan hasil penilaian kinerja yang adil dan efektif. Untuk mendukung usaha perusahaan tersebut maka diperlukan adanya suatu sistem penilaian kinerja karyawan yang tepat bagi perusahaan. Penilaian kinerja karyawan bermanfaat untuk menentukan kenaikan gaji, menentukan kenaikan jabatan, menentukan kebutuhan pelatihan dari masing-masing karyawan serta untuk membantu karyawan dalam memperbaiki hasil karyanya. Sistem penilaian kinerja karyawan harus disesuaikan dengan kondisi dari perusahaan saat ini. Dimana metode yang dianggap sesuai untuk kondisi perusahaan saat ini adalah dengan menggunakan metode Behaviourally Anchored Rating Scale (BARS).
Proses pembuatan usulan sistem penilaian kinerja karyawan diawali dengan pembuatan kriteria untuk penilaian kinerja yang menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hirarki yang dihasilkan kemudian dikembangkan sebuah kuesioner untuk pembobotan kriteria penilaian kinerja karyawan. Dimana responden untuk kuesioner tersebut adalah pihak yang dianggap memiliki kemampuan untuk menentukan tingkat kepentingan dari kriteria-kriteria penilaian kinerja tersebut. Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dihitung bobotnya menggunakan pendekatan AHP dengan bantuan software “Expert Choice”. Selanjutnya hasil dari software tersebut yang berupa bobot masing-masing kriteria dikembangkan menjadi suatu formulir penilaian kinerja karyawan.
Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa kriteria performance memiliki bobot terbesar dari kriteria yang ada. Hal ini berarti para responden memilih kriteria performance sebagai kriteria terpenting dalam menilai kinerja karyawan, dengan sub kriteria tanggung jawab karyawan sebagai sub kriteria yang terpenting dalam menilai kinerja karyawan.
Dari usulan sistem penilaian kinerja karyawan ini dapat dilihat bahwa terjadi perbaikan dalam penilaian kinerja karyawan yang tadinya tidak terstruktur menjadi lebih terstruktur dengan menggunakan metode BARS dan adanya standar kinerja karyawan. Sistem penilaian kinerja usulan bersifat terbuka sehingga metodologi umpan balik dapat dilaksanakan. Penilaiannya dilakukan oleh penilai yang merupakan atasan langsung dari karyawan yang dinilai serta harus melalui persetujuan dari atasan penilai. Sistem penilaian kinerja karyawan usulan juga memiliki manual untuk proses penilaian, dimana didalamnya terdapat instruksi tertulis mengenai proses penilaian.
(Diambil dari website)
Analisis :
Input: pembuatan kriteria untuk penilaian kinerja yang menggunakan
pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan menjadi
kuesioneer
Proses: Hasil dari kuesioner tersebut kemudian dihitung bobotnya
menggunakan pendekatan AHP dengan bantuan software “Expert Choice”. Selanjutnya
hasil dari software tersebut yang berupa bobot masing-masing kriteria dikembangkan
menjadi suatu formulir penilaian kinerja karyawan.
Output: terjadi perbaikan dalam penilaian kinerja karyawan yang tadinya
tidak terstruktur menjadi lebih terstruktur dengan menggunakan metode BARS dan
adanya standar kinerja karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar