Rabu, 03 April 2013

IAS 16 VS PSAK 16


International Accounting Standard 16
Aktiva Tetap
TUJUAN
1The objective of this Standard is to prescribe the accounting treatment for property, plant and equipment so that users of the financial statements can discern information about an entity's investment in its property, plant and equipment and the changes in such investmTujuan dari standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di pabrik, perusahaan aktiva tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. The principal issues in accounting for property, plant and equipment are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses to be recognised in relation to them. Isu-isu utama dalam akuntansi atas aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan rugi penurunan nilai untuk diakui dalam kaitannya dengan mereka.

RUANG LINGKUP
2This Standard shall be applied in accounting for property, plant and equipment except when another Standard requires or permits a different accounting treatmeStandar ini harus diterapkan dalam akuntansi atas aset tetap kecuali bila Standar lain membutuhkan atau memungkinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.

DEFINISI
Istilah ini digunakan dalam standar ini dengan arti khusus:
Ø  Nilai tercatat (carrying amount) adalah jumlah di mana aset diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Costis the amount of cash or cash equivalents paid and the fair value of the other consideration given to acquire an asset at the time of its acquisition or construction.Depreciable amount is the cost of an asset, or other amount substituted for cost, less its residual value.Depreciation is the systematic allocation of the depreciable amount of an asset over its useful life.Entity-specific value is the present value of the cash flows an entity expects to arise from the continuing use of an asset and from its disposal at the end of its useful life or expects to incur when settling a liability.Fair value is the amount for which an asset could be exchanged between knowledgeable, willing parties in an arm's length transaction.An impairment loss is the amount by which the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount.Property, plant and equipment are tangible items that: (a) are held for use in the production or supply of goods or services, for rental to others, or for administrative purposes; and(b) are expected to be used during more than one period.Recoverable amount is the higher of an asset's net selling price and its value in use.The residual value of an asset is the estimated amount that an entity would currently obtain from disposal of the asset, after deducting the estimated costs of disposal, if the asset were already of the age and in the condition expected at the end of its useful life.Useful lifeis:(a) the period over which an asset is expected to be available for use by an entity; or(b) the number of production or similar units expected to be obtained from the asset by an entity.
Ø  Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan dan nilai wajar pertimbangan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau jumlah yang construction.
Ø  Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) adalah biaya dari aktiva, atau jumlah lain diganti biaya, kurang residu value.
Ø  Depreciation (penyusutan) adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva lebih life.
Ø  Nilai khusus entitas (entity specific value) adalah nilai sekarang dari arus kas suatu entitas mengharapkan timbul dari penggunaan aset terus dan dari penghentian di akhir masa manfaat atau mengharapkan menanggung ketika menyelesaikan nilai liability.
Ø  Nilai wajar (Fair Value) adalah jumlah yang aset dapat dipertukarkan antara luas, pihak bersedia panjang lengan transaction.
Ø  penurunan kerugian (impairment loss) suatu jumlah di mana nilai tercatat aktiva melebihi amount.
Ø  Aset tetap adalah asset berwujud yang:
·         Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative, dan
·         Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Ø  Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah nilai tertinggi antara harga jual neto's aktiva dan nilai residu use.
Ø  Nilai residu asset (The residual value of an asset )adalah jumlah diperkirakan entitas saat ini akan diperoleh dari penjualan aset, setelah dikurangi taksiran biaya penjualan, jika aset sudah usia dan dalam kondisi yang diharapkan pada akhir life.
Ø  Umur manfaat (useful life) adalah
·         Suatu periode dimana asset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau
·         Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset tersebut oleh entitas.

PENGAKUAN
7The cost of an item of property, plant and equipment shall be recognised as an asset if, and only if:(a) it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity; and(b) the cost of the item can be measured reliBiaya dari suatu aset, tetap harus diakui sebagai aktiva jika, dan hanya jika:
(a)    besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas, dan
(b)   biaya aset dapat diukur dengan andal.

Initial Costs BIAYA AWAL
11.Produk aktiva tetap dapat diperoleh untuk atau lingkungan alasan keamanan. The acquisition of such property, plant and equipment, although not directly increasing the future economic benefits of any particular existing item of property, plant and equipment, may be necessary for an entity to obtain the future economic benefits from its other assets. Akuisisi aset tersebut tetap, meskipun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dari setiap item yang sudah ada khusus aset tetap, mungkin diperlukan bagi suatu entitas untuk mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset lainnya. Such items of property, plant and equipment qualify for recognition as assets because they enable an entity to derive future economic benefits from related assets in excess of what could be derived had those items not been acquired. For example, a chemical manufacturer may install new chemical handling processes to comply with environmental requirements for the production and storage of dangerous chemicals; related plant enhancements are recognised as an asset because without them the entity is unable to manufacture and sell chemicals. item seperti aktiva tetap memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva karena mereka memungkinkan suatu entitas untuk mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aktiva yang bersangkutan yang melebihi apa yang bisa diturunkan itu barang-barang yang belum diperoleh.

Subsequent Costs BIAYA SELANJUTNYA
12Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam ayat 7, suatu entitas tidak mengenali dalam nilai tercatat suatu aset tetap biaya dari-hari pelayanan hari item. Rather, these costs are recognised in profit or loss as incurred. Sebaliknya, biaya ini diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Costs of day-to-day servicing are primarily the costs of labour and consumables, and may include the cost of small parts. The purpose of these expenditures is often described as for the 'repairs and maintenance' of the item of property, plant and equipment. Biaya-hari pelayanan hari terutama biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai, dan mungkin termasuk biaya komponen kecil. Tujuan dari pengeluaran sering digambarkan sebagai untuk 'yang' perbaikan dan pemeliharaan aset tetap peralatan.

Measurement at Recognition PENGUKURAN DI PENGAKUAN
15An item of property, plant and equipment that qualifies for recognition as an asset shall be measured at its cosSuatu aset tetap yang memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva tetap harus diukur pada biaya.

Elements of Cost ELEMEN BIAYA
16.Biaya dari suatu aset tetap terdiri dari:
(a)    Harga pembelian, termasuk bea impor dan dikembalikan pembelian non-pajak, setelah dikurangi diskon dagang dan rabat. (b) any costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the manner intended by management.
(b)   Biaya langsung dapat diatribusikan dengan membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk mampu beroperasi sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen. (c) the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item and restoring the site on which it is located, the obligation for which an entity incurs either when the item is acquired or as a consequence of having used the item during a particular period for purposes other than to produce inventories during that period.
(c)    Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi yang bersangkutan, dimana kewajiban atas suatu entitas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau sebagai akibat penggunaan aset saat tertentu periode untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan selama periode itu.

PENGUKURAN BIAYA
Biaya perolehan aset tetap adalah harga setara kas pada tanggal pengakuan. If payment is deferred beyond normal credit terms, the difference between the cash price equivalent and the total payment is recognised as interest over the period of credit unless such interest is recognised in the carrying amount of the item in accordance with the allowed alternative treatment in IAS 23. Jika pembayaran ditangguhkan melampaui persyaratan kredit normal, perbedaan antara harga setara kas dan total pembayaran diakui sebagai bunga selama periode kredit kecuali bunga tersebut diakui dalam jumlah tercatat dari aset sesuai dengan perlakuan alternatif yang diizinkan dalam IAS 23.

Measurement after Recognition PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
29.Sebuah entitas harus memilih antara model biaya dalam ayat 30 atau model revaluasi dalam ayat 31 sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh kelas aset tetap.

Cost Model MODEL BIAYA
30. After recognition as an asset, an item of property, plant and equipment shall be carried at its cost less any accumulated depreciation and any accumulated impairment lossesSetelah pengakuan sebagai aset, suatu aset tetap harus dicatat sebesar biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Revaluation Model
MODEL REVALUASI
31. After recognition as an asset, an item of property, plant and equipment whose fair value can be measured reliably shall be carried at a revalued amount, being its fair value at the date of the revaluation less any subsequent accumulated depreciation and subsequent accumulated impairment losseSetelah pengakuan sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat sebesar jumlah yang dinilai kembali, yang nilai wajarnya pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan berikutnya dan selanjutnya penurunan nilai kerugian. Revaluations shall be made with sufficient regularity to ensure that the carrying amount does not differ materially from that which would be determined using fair value at the balance sheet date. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang memadai untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang akan ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.
Jika suatu aset tetap yang dinilai kembali, seluruh kelas aset tetap yang aset yang dimiliki harus dinilai kembali.
39. If an asset's carrying amount is increased as a result of a revaluation, the increase shall be credited directly to equity under the heading of revaluation surplusJika aset yang tercatat adalah meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut harus dikreditkan langsung ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. However, the increase shall be recognised in profit or loss to the extent that it reverses a revaluation decrease of the same asset previously recognised in profit or loss. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi apabila besar penurunan nilai akibat revaluasi aset yang sama sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi.
40. If an asset's carrying amount is decreased as a result of a revaluation, the decrease shall be recognised in profit or losJika aset yang tercatat adalah menurun sebagai akibat revaluasi, penurunan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi. However, the decrease shall be debited directly to equity under the heading of revaluation surplus to the extent of any credit balance existing in the revaluation surplus in respect of that asset. Namun, penurunan tersebut harus didebit langsung ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi sejauh tidak melebihi saldo kredit yang ada dalam surplus revaluasi aset tersebut.

Depreciation PENYUSUTAN
43Setiap bagian dari suatu aset tetap dengan biaya yang signifikan dalam kaitannya dengan total biaya barang harus disusutkan secara terpisah.
48Penyusutan yang dibebankan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali termasuk dalam nilai tercatat aktiva lain.

DIDEPRESIASI JUMLAH DAN PERIODE PENYUSUTAN
Jumlah yang dapat disusutkan dari aset harus dialokasikan secara sistematis selama masa manfaatnya
Nilai sisa dan masa manfaat aset harus direview minimum setiap akhir tahun keuangan dan, jika harapan berbeda dari perkiraan sebelumnya, perubahan (s) harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan IAS 8 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan.

METODE PENYUSUTAN
Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan pola dimana manfaat masa depan aset ekonomi diperkirakan akan dikonsumsi oleh entitas.
Metode penyusutan yang diterapkan untuk aset harus direview minimum setiap akhir tahun keuangan dan, jika ada telah terjadi perubahan signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan aset, metode tersebut harus diubah untuk mencerminkan pola berubah. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan IAS 8.

PENURUNAN
Untuk menentukan apakah suatu aset tetap terganggu, entitas menerapkan PSAK 36 Penurunan Nilai Aktiva. Itulah Standar menjelaskan bagaimana suatu entitas menelaah nilai tercatat aktiva, bagaimana menentukan jumlah yang dapat dipulihkan suatu aktiva, dan ketika ia mengakui, atau membalikkan pengakuan, rugi penurunan nilai.

KOMPENSASI UNTUK PENURUNAN NILAI
Kompensasi dari pihak ketiga untuk asset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan harus dimasukan dalam laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang.

PENGHENTIAN PIUTANG
Nilai tercatat suatu aset tetap harus lagi diakui: (a) pelepasan, atau (b) tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laba atau rugi ketika aset tersebut tidak lagi diakui (kecuali IAS 17 membutuhkan sebaliknya pada penjualan dan penyewaan kembali). Keuntungan tidak akan diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan ditentukan sebagai perbedaan antara hasil penjualan bersih, jika ada, dan nilai tercatat item.

PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan harus mengungkapkan, untuk setiap kelompok aktiva tetap:
(a)    pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto;
(b)   metode penyusutan yang digunakan
(c)    masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
(d)   jumlah bruto tercatat dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e)    Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
1.      Penambahan
2.      Penjualan
3.      akuisisi melalui penggabungan usaha;
4.      kenaikan atau penurunan yang dihasilkan dari revaluasi bawah paragraf 31, 39 dan 40 dan dari kerugian penurunan nilai diakui atau terbalik langsung dalam ekuitas sesuai dengan IAS 36;
5.      penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi sesuai dengan IAS 36;
6.      rugi penurunan nilai terbalik dalam laporan laba rugi sesuai dengan IAS 36
7.      penyusutan;
8.      selisih kurs bersih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional dalam suatu mata uang yang berbeda, termasuk terjemahan dari sebuah operasi asing ke mata uang penyajian entitas pelaporan;
9.      yang lain akan berubah.

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
(a)    keberadaan dan jumlah pembatasan judul, dan aktiva tetap digunakan sebagai jaminan atas kewajiban
(b)   jumlah pengeluaran diakui dalam nilai tercatat suatu aset tetap dalam rangka konstruksi;
(c)    jumlah kontrak komitmen untuk akuisisi aset tetap, dan
(d)   jika tidak diungkapkan secara terpisah di muka laporan laba rugi, jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk item aktiva tetap yang mengalami gangguan, hilang atau diberikan up yang dimasukkan dalam laporan laba rugi.

Jika item aktiva tetap dinyatakan berdasarkan nilai revaluasi, berikut harus diungkapkan:
a.       tanggal efektif penilaian kembali tersebut,
b.      apakah penilai independen yang terlibat,
c.       metode dan asumsi signifikan yang telah diterapkan di mengestimasi item 'nilai wajar,
d.      sejauh mana item' nilai wajar ditentukan langsung dengan mengacu pada harga diamati di pasar aktif atau transaksi pasar baru pada length lengan atau diperkirakan dengan menggunakan teknik penilaian lain;
e.       untuk setiap kelas revaluasi aset tetap, nilai tercatat yang seharusnya diakui memiliki aset dilakukan berdasarkan model biaya, dan
f.       Surplus penilaian kembali, menunjukkan perubahan untuk periode berjalan dan pembatasan pada distribusi saldo kepada pemegang saham.

KETENTUAN TRANSAKSI
Persyaratan paragraf 24-26 tentang pengukuran awal suatu aset tetap yang diperoleh dalam pertukaran transaksi aset harus diterapkan secara prospektif hanya untuk transaksi di masa depan.


 
TANGGAL EFEKTIF
Entitas harus menerapkan standar ini untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2005. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan standar ini untuk awal periode sebelum 1 Januari 2005, maka harus mengungkapkan fakta tersebut.

SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN ( PT. KOKOH INTI AREBAMA )


SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN
( PT. KOKOH INTI AREBAMA )

                                Kita semua tentu tahu bahwa dalam sebuah perusahaan, diperlukan adanya sistem informasi manajemen untuk mengatur arus kegiatan dan informasi dalam perusahaan yang bersangkutan. Dengan sistem informasi manajemen yang terorganisir, manajemen dapat mengambilkeputusan yang tepat bagi perusahaan. Tanpa adanya sistem informasi yang baik, niscaya perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan bersaing dengan para kompetitornya. Beberapa tahun yang lalu,sistem informasi perusahaan mungkin masih dikembangkan secara sederhana. Sistemm yangada akan diaturdan dikembangkan sendiri oleh manajemen perusahaan. Tetapi memasuki era globalisasi dimana teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia, sistem informasi manajemen pun mengalami kemajuan. Mulai banyak perusahaan yang melirik sistem informasi manajemen berbasis TI untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memang banyak manfaat dan kemudahan yang akan didapat, tidak hanya bagi pihak perusahaan, tapi juga untuk para customer yang melakukan hubungan dengan perusahaan. Kendati telah dibuktikan bahwa penerapan TI pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja dan performa, namun bukan berarti semua perusahaan serta merta memutuskan untuk menggunakan SIM berbasis TI bagi perusahaan mereka. Masih ada juga perusahaan yang bertahan dengan sistem yang telah mereka miliki. Terlepas dari semua itu, dalam laporan ini kelompok kami akan menjelaskan tentang pengaplikasian SIM berbasis teknologi pada salah satu perusahaan distributor bahan bangunan yang ada di Indonesia, yaitu PT Kokoh Inti Arebama. Perusahaan ini adalah salah satu contoh perusahaan yang telah merasakan manfaat dan kemudahan dari adanya sistem informasi manajemen yang mutakhir. Dengan penerapan SIM yang baru dan berbasis teknologi, perusahaan ini telah mengalami kemajuan. Untuk selanjutnya, kami akan menguraikan hal – hal yang terkait dengan SIM dan penerapan SIM pada PT Kokoh Inti Arebama.
                        Sebelum pembahasan mengenai penerapan SIM berbasis teknologi pada PT. KIA, ada baiknya kami akan menjelaskan terlebih dahulu hal – hal yang berkaitan dengan SIM.Sistem informasi manajemen terdiri dari tiga kata.sistem, informasi dan manajemen. Adapun arti dari sistem adalah suatu sususan yang teratur dari kegiatan – kegiatan yang saling berkaitan dan susunan prosedur – prosedur yang saling berhubungan, yang melaksanakan dan mempermudah kegiatan – kegiatan utama organisasi/institusi. Sedangkan informasi sendiri memiliki arti sebagai data – data yang telah diolah/diproses sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna. Yang terakhir yaitu manajemen. Manajemen sebagai proses, adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama – sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang sama. Sedangkan arti manajemen sebagai subyek adalah orang atau orang – orang yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dari semua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu sistem (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi (yang bersifat intern dan ekstern) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan. Memandang bahwa nilai dan informasi amatlah berharga,oleh karena itu harus dikelola dengan baik. Sebagai seorang wirausaha, staff manajemen atau terlebih sebagai manajer harus dapat menghargai dan mampu mengelola informasi bagi kemajuan perusahaan atau usahanya.
                        Komponen dari SIM antara lain adalah Input (aktivitas masukan), Processing (pemrosesan), dan Output (keluaran/hasil). Input sendiri terdiri dari berbagai hal yang berperan sebagai alat dalam memasukkan data – data yang ada. Pemrosesan adalah tahap dalam mengartikan segala data yang didapat guna menghasilkan informasi yang bermanfaat. Sedangkan output sendiri adalah segala alat yang dapat menampilkan hasil dari data – data yang telah diproses (informasi). Informasi yang telah dihasilkan tadi kemudian akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat keputusan yang akan diambil bagi kelangsungan perusahaan. Dalam penerapan SIM juga terdapat beberapa hambatan yang bisa terjadi. Diantaranya adalah :
·         Kekurangpahaman para pemakai tentang komputer.
Dalam hal ini, tidak semua orang mengerti dan menguasai tentang penggunaan komputer. Masih banyak orang yang masih sangat awam tentang pengoperasian komputer itu sendiri. Oleh karena itu, kekurangpahaman terhadap komputer menjadi salah satu hambatan dalam dalam penerapan SIM.
·         Kekurangpahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen.
Beberapa tahun yang lalu,para ahli di bidang TI mungkin belum menemukan hubungan antara teknologi dan bisnis/manajemen. Tapi tahun – tahun belakangan ini, para ahli TI sudah memikirkan adanya manfaat yang sangat besar jika teknologi dijadikan sebagai bagian dari bisnis dan manajemen. Oleh karena itulah, sekarang mulai berkembang kegiatan – kegiatan bisnis dan manajemen yang didukung dengan teknologi.

·         Pemikiran bahwa komputer  merupakan kebutuhan yang tidak terlalu penting.
Sekarang, sudah banyak perusahaan yang melirik SIM berbasis TI dengan bantuan komputer untuk melancarkan kegiatan – kegiatan perusahaan. Tapi bukan berarti semua perusahaan berpikiran seperti itu. Masih ada pula perusahaan yang mempertahankan SIM dengan proses manual. Tetapi dapat dilihat bahwa SIM yang didukung dengan teknologi (komputer) lebih efisien dibandingkan yang tidak menggunakan komputer.
                        Sedangkan peran utama dari SIM ada tiga, yaitu :
1.    Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Ini adalah peran paling dasar dari sebuah SIM. Dengan SIM, proses bisnis yang dilakukan oleh para karyawan akan berjalan baik. SIM yang terorganisir akan memudahkan karyawan dalam melaksanakan tugasnya masing – masing.
2.    Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan SIM yang baik, maka pengambilan keputusan yang tepat akan lebih mudah dilakukan. Informasi yang jelas akan membantu pihak manajemen dalam menentukan langkah yang akan diambil perusahaan.
3.    Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor. Ketika sebuah perusahaan sudah memiliki SIM yang baik, maka perusahaan dapat memikirkan langkah – langkah baru yang inovatif agar bisa lebih maju dari para pesaingnya dalam melayani customer.
Setelah mengetahui tentang hambatan penerapan serta manfaat dari SIM itu sendiri, padabahasan selanjutnya, kami akan menjelaskan tentang penerapan SIM pada perusahaan.
                        Contoh penerapan SIM yang cukup bagus dapat kita lihat pada PT. Kokoh Inti Arebama. PT Kokoh Inti Arebama merupakan perusahaan distributor terbesar bahan-bahan bangunan yang didirikan pada tahun 2004. Dalam tahun pertamanya, perusahaan telah berhasil mengembangkan bisnisnya dengan pesat didukung oleh jaringan distribusi yang kuat di 14 kota di Indonesia. Selama tahun 2004, perusahaan telah mendistribusikan produk-produk bahan bangunan kepada sekitar 2.500 outlet-outlet ritel di seluruh Indonesia. Salah satu prinsipal terbesar perusahaan saat ini adalah PT KIA Keramik yang baru-baru ini memenangkan ICSA Awards kedua kalinya dari majalah SWA. Tahun ini, PT Kokoh Inti Arebama berencana menambah jaringan distribusinya menjadi 16 cabang di akhir tahun nanti dan target menjadi 20 cabang di 20 kota pada tahun 2006 mendatang. Dengan penambahan jumlah cabang diharapkan perusahaan dapat melayani sekitar 2.940 outlet pada akhir tahun ini dan sebanyak 3.500 di tahun 2006. Sebagai salah satu pemain di industri bahan bangunan, PT Kokoh Inti Arebama dituntut untuk terus berinovasi dan menyediakan layanan yang memberikan nilai tambah pada prinsipal dan konsumennya. Pada awalnya, PT KIA menggunakan sistem TI inti buatan sendiri (in-house). Tapi Guna mendukung ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama rela mengganti sistem TI yang lama dengan aplikasi dari vendor besar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dengan mengintegrasikan proses bisnis sehingga memiliki daya saing tinggi di industri.
                        Untuk mewujudkan ambisi menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia, PT Kokoh Inti Arebama meminta bantuan beberapa ahli untuk menentukan SIM yang bisa memenuhi kebutuhan dari sisi kontrol internal, serta informasi yang cepat dan akurat bagi manajemen. Pada pertengahan 2005 disusunlah SOP internal untuk menentukan sistem TI yang hendak diterapkan. Untuk itu manajemen Kokoh lebih dulu melakukan benchmarking ke perusahaan sejenis (dalam hal ini PT Surya Toto) dan distribusi farmasi (PT Anugerah Pharmindo Lestari); disusul dengan mengundang vendor solusi TI (SAP, Oracle dan Microsoft). Setelah melakukan evaluasi, akhirnya diputuskan untuk memakai solusi dari Microsoft. Pertimbangannya, selain cukup sesuai dengan kebutuhan, juga sistemnya dianggap relatif lebih mudah digunakan (user-friendly).
                        PT KIA memutuskan mengimplementasikan sistem teknologi informasi terintegrasi dari Microsoft, yakni Microsoft Business Solutions - Axapta untuk menjamin penyediaan layanan terbaik bagi konsumen. Solusi Microsoft Axapta yang sangat fleksibel dinilai mampu memenuhi kebutuhan komputerisasi yang terintegrasi serta menyajikan informasi secara real-time untuk menunjang proses bisnis PT Kokoh Inti Arebama di masa mendatang. Dengan informasi real – time tersebut, PT KIA dapat mengambil keputusan mengenai strategi bisnis dengan lebih mudah, cepat dan akurat.
                        Ketersediaan data dan informasi yang cepat adalah salah satu kunci sukses untuk bisa unggul dalam persaingan bisnis. Axapta menawarkan itu semua, plus segala kemudahan dari Microsoft. Microsoft Axapta adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai dari modul manufacturing, supply chain management, financial management, distribution, project accounting, customer relationship management, human resources management, sampai business analysis. Istimewanya, karena menggunakan platform Microsoft, solusi ini amat mudah  diintegrasikan dengan produk Microsoft lainnya, umpamanya Microsoft Word, Excel dan lain-lain. Tampilannya pun mirip aplikasi Microsoft pada umumnya.  Jika dibanding solusi sejenis lainnya, Microsoft Axapta sangat fleksibel dan mudah dimodifikasi. Hal ini sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Artinya sistem prosedur kerja dan pemasukan data yang sudah biasa dilakukan sebelumnya tak perlu mengalami perubahan berarti. Dari sisi investasi, jelas lebih efisien buat perusahaan. Microsoft Axapta menggunakan sistem lisensi berbasis concurrent, maksudnya customer hanya membeli lisensi sejumlah klien yang terhubung ke server pada saat yang bersamaan. Apabila perusahaan memiliki 500 unit komputer, namun pada saat yang bersamaan hanya ada 20 komputer yang terhubung ke server Axapta, maka perusahaan ini hanya perlu membeli 20 buah lisensi, bukan 500 buah. Apalagi Microsoft Axapta hanya memerlukan satu atau dua buah server dengan konfigurasi standar berbasis Microsoft Windows Server. Lalu untuk komputer klien juga tidak memerlukan spesifikasi khusus karena Microsoft Axapta masih keluarga Microsoft seperti halnya Microsoft Word, Excel, dan Power Point.
                        Fleksibilitas Microsoft Axapta tidak sampai disitu, solusi ini juga sangat scalable-solusi yang sangat mudah diaplikasikan dengan performa yang tinggi guna mendukung perkembangan perusahaan. Dan, tak kalah penting, Microsoft Axapta merupakan solusi global yang mampu mendukung kebutuhan perusahaan yang menggunakan bahasa atau mata uang yang berbeda.
                        Implementasi sistem Enterprise Resources Planning (ERP) baru ini mulai dilakukan pada Oktober 2005, di 8 cabang. Sasarannya adalah mengintegrasikan sistem logistik Kokoh dengan sistem manajemen penjualan, pemasaran dan keuangan, serta mengintegrasikan cabang-cabang. Dan hanya dalam rentang tiga bulan, implementasi sudah kelar (go live). Total investasi yang mencapai US$ 500 ribu. Itu sudah termasuk biaya pembelian hardware, software dan lisensi. Sejak awal implementasi, PT KIA sudah mengantisipasi kemungkinan yang dapat menghambat migrasi sistem. Upaya pendekatan yang dilakukan, antara lain: manajemen memberikan dukungan top-down dan penuh ke semua jajaran operasional; mengadakan prapelatihan bagi kepala cabang dan administrasi sebelum dilakukan pelatihan untuk end user, serta berbagi informasi dengan melakukan demo aplikasi ke seluruh user di cabang melalui kepala cabang.
                        Mengingat cabang Kokoh tersebar di berbagai kota, maka untuk koneksi dari cabang seluruhnya menggunakan fasilitas jaringan dari Lintasarta (VPN-IP). Semua koneksi disentralisasi pada dua terminal server yang ada di kantor pusat. Terminal server ini menghubungkan user ke aplikasi sistem melalui server aplikasi. Sementara data disimpan di server database, yang secara fisik terpisah dari server aplikasi. Adapun untuk koneksi para user yang ada di kantor pusat, dibuatkan jaringan LAN. Dengan sistem terpusat seperti itu dan dikontrol melalui pembagian hak akses ke user, memudahkan tim TI memonitor pemakaian sistem yang sedang berjalan. Dengan koneksi jaringan seperti itu, semua transaksi apa pun – seperti penjualan, pembelian, inventori dan pencatatan keuangan – bisa dilakukan melalui sistem secara real time.
                        PT KIA juga tak segan mengimplementasi modul Warehouse Management System (WMS). Dengan adanya implementasi di warehouse, diharapkan dapat memudahkan proses penentuan lokasi penyimpanan dan pengambilan barang untuk pengiriman. Selain itu, bisa diperoleh informasi yang tepat dan akurat terhadap kesiapan pengiriman (bagian transporter dan ekspedisi) dan jenis pengangkutan yang dipakai, serta memudahkan analisis ongkos angkut dan biaya lainnya, seperti untuk loading dan unloading barang. Setiap hari diusahakan tidak ada DO yang belum selesai diproses. Umur maksimum DO hanya satu hari. Dengan kata lain, untuk setiap DO yang sudah dibuat oleh staf penjualan, pengiriman barangnya harus segera dilakukan dan ditindaklanjuti oleh bagian pengiriman yang ada di warehouse. Setiap pengiriman yang telah dilakukan akan dicatat sebagai penjualan untuk kemudian ditagihkan ke pelanggan. Informasi tagihan ini akan secara otomatis muncul di Bagian Collection dan Keuangan untuk dapat dimonitor kapan jatuh tempo dan pembayarannya.
                        Dengan pengaplikasian sistem yang baru,banyak manfaat yang didapat oleh PT KIA. Dari tiga peran utama sistem informasi manajemen, penerapan TI baru pada PT KIA berhasil mencakup tiga tataran dari peran system informasi manajemen. Yaitu :
1.    Mendukung berjalannya proses bisnis dan operasi. Peran ini ditunjukkan dari lebih efisien dan lancarnya kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Pesanan dapat diproses dengan lebih cepat.  Selain itu lebih menghemat waktu karena semua hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang dilakukan secara real time. Pekerjaan para karyawan juga lebih ringan karena aplikasi baru yang digunakan telah memiliki kemampuan untuk mengatur data – data perusahaan yang ada.
2.    Membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan sistem yang baru,  manajemen lebih mudah menentukan keputusan – keputusan apa yang akan diambil terkait dengan perusahaan. Misalkan jika ada pemesanan dari customer di kantor cabang, kantor pusat dapat segera mendapatkan informasi dan memproses pemesanan tersebut.
3.    Membantu dalam menentukan strategi untuk menciptakan keunggulan dibandingkan kompetitor. Dengan segala kemudahan yang didapatkan dari penerapan sistem baru, PT KIA dapat menentukan strategi untuk memajukan perusahaan. Untuk mengungguli kompetitornya, PT KIA memutuskan untuk membuka kantor cabang baru guna menjaring lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Terbukti dari penggunaan sistem baru, PT KIA mendapatkan banyak kemudahan dan kemajuan dalam perusahaan. Dengan sistem yang ada, bukan mustahil jika suatu saat nanti PT KIA berhasil memenuhi ambisinya untuk menjadi distributor bahan bangunan terbesar di Indonesia.
                        Dari contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa penerapan SIM dengan dukungan TI sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi perusahaan dalam hal pelayanan bagi para customer. Selain itu, SIM dengan dukungan TI akan memudahkan tugas manajemen dalam mengatur perusahaan. Tanpa adanya SIM, perusahaan yang bersangkutan tidak akan dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi para customer. Kemungkinan terjadi ketidakefisienan pengelolaan perusahaan juga akan semakin besar. Penerapan sistem informasi manajemen berbasis TI yang dilakukan oleh PT KIA adalah keputusan yang sangat tepat. Karena dengan adanya sistem yang lebih mutakhir tersebut, perusahaan telah mengalami kemajuan dan proses manajemen menjadi semakin lancar. Kami rasa cukup tepat jika kami menyimpulkan bahwa dukungan teknologi dalam sistem informasi manajemen akan membawa banyak nilai tambah. Ada baiknya jika perusahaan lain mulai memikirkan pentingnya SIM dan sistem informasi seperti apa yang tepat untuk memajukan perusahaan.
                         

DAFTAR PUSTAKA